Nama tokoh sekaligus judul pastinya menjadi sentral kisah yang menggugah, bahkan mungkin menginspirasi dengan caranya sendiri. Athirah (Cut Mini) yang kebetulan adalah ibu dari Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia dimadu oleh suami. Isu poligami bisa terjadi di keluarga manapun, hanya saja kali ini terjadi di keluarga sosok penting, yang sempat dibukukan oleh Alberthiene Endah.
Isu poligami dituturkan secara halus, rapi dengan bahasa gambar dan gestur yang memikat, tanpa ada drama berlebihan. Hal yang menjadi kelebihan sekaligus kekurangan. Minimnya dialog tertutup berkat akting Cut Mini yang kaya rasa. Tidak butuh adegan berteriak atau mengumpat sebagai ungkapan rasa galau dimadu oleh pria yang begitu dipercayainya.
Di sisi lain, minimnya bahasa verbal yang menggambarkan kegelisahan Athirah sekaligus membuat penonton ikut berempati sekaligus resah. Apakah Athirah sebegitu pasrahnya diduakan suami pada zaman tersebut? Terlepas dari tugas mulianya sebagai ibu dari kelima anak. Ya, setelah poligami terjadi pun, Athirah pun kemudian berbadan dua kembali! Ucapan “walaikumsalam” yang selalu diucapkannya tatkala sang suami berpamitan pergi selalu terasa lirih berbalut sendu.
Cut Mini tidak gemilang tampil sendirian. Jusuf Kalla, alias Ucu (Christopher Nelwan) tampil sebagai anak sulung, pengganti sosok imam sekaligus pemimpin keluarga. Chemistry ibu-anak terjalin lancar, bahkan ketika Ucu merasa kesal dengan sikap ibu yang terlihat pasrah.
Film berlatar belakang Bugis, Makasar ini menggambarkan nilai personal bagi Riri yang tumbuh di budaya tersebut. Konon, gaya perfeksionis Riri pun mempengaruhi bagaimana penyajian dan rasa makanan khas Makasar yang harus sama dengan sebenarnya. Tidak hanya tampilan hidangan yang diwajibkan sama, namun rasanya pun juga! Padahal penonton hanya menyaksikannya saja, tidak sampai ikut mencicipi.
Patut disayangkan, bagian akhir film ini dieksekusi dengan dramaturgi yang menukik menurun. Entah Riri terlalu terburu-buru mengakhirinya atau ingin menampilkan kesan alasan tertentu. Padahal durasi total pun tidak mencapai 90 menit. Kesimpulan yang diceritakan pun terdengar sekilas, tanpa memberi gong yang mengesankan untuk dibawa pulang penonton .