Setelah beberapa minggu yang lalu dirilis ulang Tiga Dara (1956) edisi proses restorasi, kini kita sudah siap menyaksikan versi terbarunya yang digarap sutradara Nia Dinata (dwilogi Arisan dan Berbagi Suami). Teh Nia hanya mengambil beberapa bagian inti dari film terdahulunya untuk menjadi pijakan di film terbarunya ini.
Setelah Tiga Dara bernyanyi dengan sopir taksi (Joko Anwar) di tengah kemacetan kota Jakarta, adegan awal pun masih serupa dengan ritual tiupan kue ulang tahun Dara tertua. Namanya, Gendis (Shanty Paredes) yang kali ini dikisahkan telah menginjak usia 32 tahun. Sang Oma (Titiek Puspa) pun memiliki kerinduan mendalam untuk menyelesaikan PR terbesar dalam hidupnya: menyaksikan cucu tertuanya segera menikah.
Bersama Oma dan adik-adiknya, Ella (Tara Basro) dan Bebe (Tatyana Akman) menyusul sang ayah, yang sedang mempersiapkan launching hotel keluarga, ke Flores. Gendis yang perfeksionis berprofesi sebagai chef utama hotel keluarga, Ella yang mengurus reservasi dan Bebe kebagian seksi sibuk di sana sini.
Selain masalah cinta segiempat Gendis-Yudha-Ella-Bima, nilai lebih film ini ternyata menyimpan agenda Yudha tersendiri, yang baru dijelaskan menjelang akhir film dan memicu konflik keluarga. Babak ketiga film ini pun dieksekusi layaknya roman pengejaran cinta, namun ditopang oleh skenario Nia Dinata dan Lucky Kuswandi. Banyak dialog bermakna yang tidak picisan, namun terasa natural keseharian. Tengok bagaimana percakapan Oma dan para cucunya yang seperti obrolan sehari-hari.
Selain Bebe, karakter yang paling menarik justru Oma. Dengan segala perhatian dan keceriwisannya, tokoh Oma berhasil ditampilkan dengan luwes oleh aktris tiga jaman, Titiek Puspa. Santai, menghibur dan effortless.
Kredit lebih diberikan kepada penata musik dan kreator lagu-lagu tema yang sesuai dengan pesan dan suara hati para karakter. Dibanding versi 1956, Ini Kisah Tiga Dara lebih banyak menyuarakan curahan para karakternya. Tidak sering mereka bernyanyi, namun ketika mereka melantunkan lagu, maka di situlah puncak emosi para karakter itu dapat diekspresikan melalui lirik dan senandung jiwa. Kabar Ini Kisah Tiga Dara akan dibawa ke panggung musikal adalah sebuah langkah nyata yang patut diapresiasi.
Nia yang film-filmnya lebih banyak berceloteh tentang wanita mencoba mempertahankan idealisme namun tetap memperhatikan sisi komersil. Terbukti Shanty pun rela kembali ke Indonesia demi Ini Kisah Tiga Dara (setelah sebelumnya pernah terlibat juga di Berbagi Suami). Tara Basro yang baru saja memenangkan Citra digaet untuk menjadi peran tengah dalam kisah tiga wanita, mirip seperti yang diperankannya dalam 3 Srikandi.